Keikhlasan Seorang Pendidik

Di dalam Ilmu Tarbiyyah ada yang disebut dengan durusul naqdi, semua informasi yang kita terima harus di cari kebenarannya dan di konfirmasi. Apa yang kurang atau salah itu? Bisa jika kamu sudah mengetahui bagaimana mengevaluasi semua kesalahan. Sekarang kita akan fokus dengan bagaimana membuat santri itu menjadi dewasa, dan mampu menganalisa dengan memperbaiki dirinya. Maka hari ini menjadi sangat penting yang harus dipahami dengan masa belajar tetang pendidikan yang kalian alami bertahun tahun. Hari ini kalian akan menemukan pelajaran pelajaran yang tidak ada diluaran sana, dan ini sebetulnya adalah revolusi pendidikan yang sudah dilakukan hampir setahuna taua bahakna seabad, maka kita akan semakin tertantang jika kita sudah masuk kedalam sistem pendidikan nasional, ini semua akan menjadi nilai yang harus diperatikan karna in menjadi keunggulan yang membedakan kalian dengan pondok pesantren yang lain.

Ukuran dari semua yang sudah kalian alamai dari bertahun tahun adalah disini ukuran yang untuk dipaksa kalian belajar untuk menjadi Guru, karna disini akan diajarkan bagaimana mengetahui kepribadian, disinilah cara mengetahui sistem Mu’adallah, dimana sejak kelas 3 kalian sudah diajarkan pemikiran pemikiran tentang tarbiyah wa Ta’lim, hati hati kalian sedang berada di penghujung, jika kalian layu atau hancur untuk menjadi akar seperti ada dinamisasi pergerakan aktivitas.

Masalah Amaliyah ini berhubungn dengan durusul I’dad bagaimana kalian sudah mempelajari tentang persiapan mengajar. Karena I’dad itu sangatlah penting dalam persiapanya baik dan benar maka dia menjadi baik dan akan mendapatkan penilaian yang baik pula. Maka jika kita berbicara dengan persiapan pasti apa yang kita persiapkan bisa membuat orang mengerti atau paham. Maka saran pertama membuat I’dad adalah mau bertanya kepada yang lebih mengerti meminta nasehat kepada Pembimbing. Hal yang paling penting dalam I’dad adalah janganlah asal asalan, jangan sembarangan, serampangan, jangan pakai kira-kira. Kita harus benar-benar yakin dalam membuat persiapan mengajar. Jangan hanya sekedar meniru yang ada dalam buku, bukan hanya sekedar menyalin, haruslah dengan benar-benar diperiksa perkata dan perkalimat dengan memhami.

          Beberapa istilah yang digunakan dalam tarbiyah ini adalah al-Muddaris, yang kedua adalah at-Tholib, al-Muddaris itu siapa pembimbing yang mengajar pelajaran itu bukanlah kalian, dan at-Tholib adalah kalian sebagai Kelas 6 KMI, status kalian adalah at-Tholib, maka kalian nanti pasti akan menerima yang namanya Durusul Naqdi, ini yang menjadi proses jalanya Tarbiyah Wa-t-Ta’lim,

          Kritik kritik yang muncul itu diambil dari al-Maddah (Materi), maka sangatlah penting utnuk belajar ini, orang yang tidak pernah dikritik itu bahaya, merasa tidak pernah salah, merasa mampu, tanpa mengoreksi, apalagi memaknai makna dengan mengkira kira ini akan menjadi Su’ul Jariyah, janganlah sembarangan dalam memaknai makna dengan mengira-ngira, yang paling penting adalah kalian harus belajar mengetahui diri kalian sendiri. Perbaiki diri kalian barulah mengkritik, mengkritik harus berasal dan berpondasi dengan baik dan benar dan juga teliti.

Jika kalian yakin dengan metode mengkritik maka haruslah dengan benar dan atas apa yang terjadi. Keikhlasan menjadi persyaratan menjadi seorang pendidik, kemudian barulah Keadilan, Keikhlasan tetap menjadi syarat yang paling utama dalam segala hal, sesuatu yang sesuai dengan apa yang terjadi secara objektif tidak dikira kira dan tidak dibuat-buat, itu makna dari keadilan kamu bicara seperti apa?, dalilnya seperti apa?