Pesan Dan Nasehat Bapak Pimpinan Tentang Etiquette Sebagai Bekal Menjelang Liburan.

Ujian Pertengahan Tahun di Pondok Modern Al-Barokah telah usai. Setelah melewati dua minggu yang begitu ‘panas’ itu, baik panas pikiran, panas otak karena penuh dengan hafalan dan pemahaman yang bertumpuk-tumpuk dari materi pelajaran yang berbahasa Asing, serta panas dengan penuh jihad dan pengorbanan, kesungguhan dan kekuatan do’a. Semua itu telah berlalu dengan bermacam suka duka yang ada. Dan tatkala bel berbunyi panjang di hari akhir Ujian Tulis, ‘teng-teng’, maka bersoraklah seluruh santri dan santriwati dari segala penjuru untuk menuju tempat persujudan dan bergegas menundukkan jasad mereka di hadapan Rabb nya. Bersujud syukur atas terlaksananya rentetan ujian di pertengahan tahun ini. Alhamdulillah.
Maka sampailah pada hari yang ditunggu-tunggu, yaitu Liburan Semester. Esensi liburan di Pondok Modern Al-Barokah adalah mengganti pekerjaan (yg baik) dengan pekerjaan yang lain (yg baik pula). Liburan dalam bahasa arab disebut juga ‘yaumul ijazah’ yang berarti hari balasan. Bukan berarti balas dendam dengan kebebasan yg tidak terkontrol, bukan pula balasan dari kejenuhan akan berbuat baik, akan tetapi ini berarti balasan akan kebaikan yang telah dilalui agar mampu mengisinya dengan hal yang baik atau bahkan lebih baik lagi.
Liburan atau yang dahulu sering disebut dengan ‘prei’, menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah membebaskan diri dari bekerja atau masuk sekolah. Namun, esensi makna berbeda dengan prinsip pondok Al-Barokah. Libur, prei,atau ar-rohah (arab) menurut Al-Barokah adalah terdapat dalam pergantian pekerjaan. Ini merujuk pada prinsip ar-rohah fii tabadulil a’mal (istirahat itu ada pada pergantian pekerjaan). Tentunya prinsip ini mempunyai satu idealism tersendiri, tak seperti halnya konsep holiday barat yang hanya berorientasi pada fun , senang-senang, foya-foya dan materialistis.
Berpegang pada prinsipnya ‘Al Ma’hadu la yanamu abadan’, (pondok tidak akan pernah tidur selamanya), namun saat liburan, seluruh kegiatan yang berkenaan dengan akademik hampir tidak ada. Dan meskipun tidak berada di dalam alam pendidikan pondok, namun tetap diatur di dalam naungan ‘kurikulum pondok’. Dan oleh karena hal itu adalah manhaj pondok, segala sesuatunya harus diatur dan diarahkan, salah satunya melalui pelajaran etiquette (yaitu: pelajaran adat dan sopan santun, dan bagaimana cara mengisi kekosongan selama liburan dengan hal positif).
Pelajaran ettiquette dipimpin dan diarahkan langsung oleh Bapak Pimpinan, Al-Ustadz KH. Rosyidin Ali Said. Di dalam taujihatnya, beliau menegaskan beberapa poin penting tentang metode & cara mengisi kekosongan saat Liburan. Diantaranya adalah bagaimana kesopanan dalam berpakaian, adab ketika bepergian atau dalam perjalanan, bagaimana bersikap dalam suatu majlis, sopan santun saat makan bersama, bagaimana tata krama dalam bertamu atau menerima tamu dan peringatan beliau kepada para santri/santriwati dalam menggunakan teknologi dan media sosial selama liburan. Di antaranya agar tidak membuka situs-situs yang negatif, tidak menyebar berita hoax, pandai-pandai memilah konten di medsos, dan menjaga diri dalam bersosial media agar tidak terjerumus ke dalam kemaksiatan terutama dengan orang yg belum dikenal dan hubungan dengan lawan jenis. Bapak Pimpinan juga mengingatkan agar santri-santrinya tetap menjadi ‘orang baik, sopan, berbakti, dan ahli ibadah’. Tidak melupakan ajaran-ajaran dan nilai pesantren serta selalu memprogramkan positif selama liburan nanti, dengan meningkatkan diri, menambah wawasan kelimuwan, dan peningkatan ibadah serta turut bhakti kepada orang tua. Pesan pimpinan adalah agar menjadi orang yang ‘shofi’ (orang yg suci, selalu berbuat baik, dan berfikiran positif), ‘waafi’ (orang yg menepati janji), dan ‘tarku ma la ya’niik’ (meninggalkam hal-hal yang tidak bermanfaat baginya).
Para santri akan melewati masa liburan semester selama 10 hari. Meskipun singkat, namun Pondok Modern Al-Barokah tidak main-main dalam mengurus hal yang satu ini. Keseriusan lembaga ini nampak pada hari-hari menjelang perpulangan. Pesan dan Nasehat dari Bapak Pimpinan dilakukan dalam tiga sesi selama 3 hari, bertempat di auditorium dan diikuti oleh seluruh santri, santriwati, ustadz, dan ustadzah, senior maupun yunior. Ditambah lagi dengan pembacaan etiquette di kelas-kelas oleh Bapak/Ibu Guru selama 4 hissoh. Tiap santri dan santriwati juga diwajibkan untuk mengisi buku laporan tentang kegiatan apa saja yang telah dilakukan semasa liburan. Hal ini adalah dalam rangka pengawalan program dan kurikulum di luar pondok, yaitu kurikulum selama liburan. Ma’assalam fi safarikum/kun jamii’an. <abu_zayyan.